Sabar
Macam-macam Sabar
1.
Sabar dalam
Ketaatan
Sabar dalam ketaatan mencakup sabar sebelum melakukan
ketaatan dengan meluruskan niat untuk ikhlas hanya karena Allah, sabar ketika
melakukan ketaatan adalah melakukannya dengan terbaik sesuai tuntunan
Rasulullah, dan bersabar setelah melakukan ketaatan dengan tidak bersikap ujub
membanggakan ibadah yang telah dilakukan karena belum tentu diterima Allah. dalam taat terhadap Allah,
membutuhkan kesabaran. Dengan tidak bersabar, akankah seseorang mampu untuk
mengerjakan sholat wajib 5 waktu, mengeluarkan zakatnya,
berbuat baik kepada ibu bapaknya dan sanggup untuk melaksanakan amal sholeh
lainnya. Jika tak ada kesabaran, tentu akan terasa berat dan sulit untuk
mengerjakan amal-amal sholeh sebagai wujud ketaatan. Sehingga orang yang tak
sabar, akan sangat mungkin kesulitan melakukan ketaatan pada Rabbnya.
2. Sabar dalam Menjauhi Maksiat
Bentuknya
adalah menahan diri dari perbuatan-perbuatan haram seperti berdusta, menipu
dalam muamalah, makan harta dengan cara batil dengan riba dan semacamnya,
berzina, minum minuman keras, mencuri dan berbagai macam bentuk maksiat
lainnya. Seseorang harus menahan diri dari hal-hal semacam ini sampai dia tidak
lagi mengerjakannya. Ini tentu saja membutuhkan pemaksaan dan menahan diri dari
hawa nafsu yang mencekam
ada dua alasan seorang Muslim untuk bersabar terhadap
kemaksiatan yakni:
1.
1.takut
akan ancaman hukuman ketika bermaksiat. Karena dengan rasa takut berarti akan
menambah keimanan yang kuat di hatinya.
2. 2.adanya rasa malu. Karena ada rasa malu dari Allah SWT berarti menunjukkan ketaatan dan
kehadiran hati bersamanya. Dan karena di dalamnya ada pemuliaan dan
penghormatan baginya yang tidak ditakuti.
3.
Sabar dalam Menerimam
Takdir Allah
Ini merupakan
perkara yang amat berat. Yaitu ridha terhadap musibah yang menimpa kita. Karena
untuk bisa ridha terhadap musibah yang menimpa kehidupan kita, memerlukan kepada
keyakinan yang kuat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yakin bahwa semua yang
Allah tentukan pasti tidak lepas dari ilmu Allah. Dan ilmu Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang mencakup segala sesuatu dan yakin bahwa apa yang telah Allah
tentukan untuk dirinya InsyaAllah itu yang terbaik.
Musibah-musibah yang menimpa
hidupnya, pasti disana ada maslahat-maslahat yang Allah inginkan dari kita.
Seperti menggugurkan dosa-dosa kita, mengangkat derajat kita. Maka ketika kita
yakin dengan perkara seperti itu, maka insyaAllah kita akan berusaha untuk
ridha terhadap ketentuan yang Allah berikan kepada kita.
Maka
kewajiban seorang hamba adalah untuk senantiasa yakin, ridha, sabar menghadapi
semua ketentuan yang Allah berikan kepada dia. Bukan berarti dia tidak
berusaha. Beriman kepada takdir justru mengharuskan kita untuk usaha. Salah
besar bila kita beriman kepada takdir menyebabkan kita tidak mau berusaha.
Secara akal manusia saja, apabila kita lapar misalnya. Lapar itu adalah takdir,
tapi apakah disaat kita lapar kita berdiam diri, berpangku tangan tidak mau
berusaha? Tentu ini adalah kebodohan. Kita tidak mau mencari makan disaat lapar
dengan alasan ini sudah takdir. Kewajiban kita disaat kita lapar adalah
berusaha untuk mencari makan. Disaat kita makan dan kita kenyang, maka disaat
itu takdir juga.
Komentar
Posting Komentar