Materi Diskusi SKI


Kondisi Sosial masyarakat arab pra islam

Masyarakat Arab sebelum islam merupakan masyarakat yang hidup di zaman Jahiliyyah atau zaman yang penuh dengan kebodohan. Mengapa disebut dengan zaman kebodohan karena pada zaman ini masyarakat benar-benar hidup dengan segala perbuatan yang buruk dan sama sekali tidak masuk akal. Pada zaman ini masyarakat Arab tidak mempunyai kitab suci, ideologi agama dan pemimpin yang membimbing mereka. Pada zaman ini juga mereka sama sekali tidak mempunyai sistem pemerintahan yang ideal dan banyak dari mereka tidak mengindahkan nilai-nilai moral, sehingga masyarakatnya tidak mempunyai akhlak yang baik. Manusia pada zaman itu hidup dengan sangat sengsara, mereka dirampas kehormatannya, dijadikan budak dan diperlakukan sangat tidak baik terutama pada kaum wanita, mereka juga merupakan orang yang suka berselisih dan bertengkar, di zaman ini juga banyak sekali terjadi peperanagan dan masyarakat Arab sama sekali tidak mengenal apa itu membaca dan menulis. 

Pada zaman ini masyarakat Jahiliyyah juga identik dengan kondisi sosial yang sangat buruk, banyak pertumpahan darah, perbuatan yang keji seperti jika seorang perempuan memiliki anak perempuan maka akan dikubur hidup-hidup karena malu. Mereka menganggap anak perempuan itu membawa kemiskinan dan kesengsaraan, jika seandainya anak perempuan itu lolos dan tidak dibunuh, maka anak perempuan itu akan hidup dalam kehinaan. Tidak hanya anak perempuan, anak laki-laki pun juga banyak yang dibunuh karena mereka takut miskin karena mempunyai seorang anak. Hal inilah yang menyebabkan kebudayaan bangsa Arab tidak maju. Pada zaman ini budak juga diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi, mereka diperlakukan seperti hewan atau malah diperjual belikan. Masyarakat pada zaman ini juga mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang buruk seperti meminum minuman keras (Khmr), berjudi dan banayak lagi kemaksiatan yang terjadi.  Kondisi sosial pada Zaman ini memiliki beberapa kelas masyarakat yang kondisinya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Keluarga dikalangan bangsawan sangat diprioritaskan dan mereka memiliki otoritas dan pendapat yang harus didengar. Berbeda dengan keluarga dikalangan bawah, mereka tidak memiliki hak apapun, mereka hanya menjadi budak. 

Para wanita pada zaman ini sama sekali tidak diperlakukan dengan baik, mereka hanya menjadi budak laki-laki yang tugasnya hanya melayani para laki-laki. Banyak perempuan yang diperjual belikan atau bahkan banyak yang menjadi pelacur. Pada zaman ini perempuan sangatlah dibenci, seperti yang dijelaskan diatas jika ada seorang bayi perempuan lahir mereka akan membunuhnya demi menutupi aib keluarga. Banyak wanita yang hidup dengan suami yang memiliki banyak istri. Banyak juga wanita yang menjadi pelacur, bagi sebagian golongan yahudi menganggap ayah seorang wanita memperjual belikan putrinya

Kondisi Keagamaan masyarakat arab pra islam

Masyarakat Arab sebelum Islam adalah masyarakat yang hidup di zaman Jahiliyyah dimana mereka tidak mengenal agama tauhid sehingga moralitasnya sangat minim. Agama masyarakat Arab sebelum Islam datang adalah paganisme, yahudi dan kristen. Agama pagan menjadi agama mayoritas mereka. Ratusan berhala ditempatkan disekitar ka'bah untuk disembah. Perlawanan dan peperangan agama Islam saat Islam datang terjadi karena semangat keagamaan mereka yang kuat. Kecintaan terhadap terhadap kehidupan bebas yang menjadikan mereka ingin bebas dari aturan agama karena agama dianggap sebagai pengikat kebebasannya. Keadaan masyarakat saat itu sangat tidak terkendali karena tidak adanya peraturan yang mengakibatkan mereka berbuat seenaknya sendiri. Kegiatan-kegiatan buruk mereka lakukan, mulai dari berjudi, mencela keturunan, mengubur hidup-hidup anak perempuan, serta menghina dan mencela orang miskin dan lemah. Moral dan perilaku masyarakat Arab yang buruk dan rusak inilah yang menjadikan mereka disebut sebagai kaum Jahiliyyah. Kondisi sosial politik Arab yang selalu diwarnai perebutan kekuasaan dan pengaruh antara suku-suku Arab disamping interaksi menjadi semakin kompleks dengan adanya persaingan dalam konteks keagamaan. Menurut Rippin, setidaknya terdapat tiga fokus kepentingan dalam konteks keagamaan yaitu Yahudi, Nasrani dan Zoroaster.

Kondisi Ekonomi masyarakat arab pra islam

Kondisi ekonomi bangsa Arab mengikuti kondisi sosial yang bisa dilihat dalam kehidupan bangsa tersebut. Meski sumber-sumber ekonomi bangsa Arab pra-Islam cukup maju, tak demikian dengan kondisi sosial yang menyertainya. Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam kitab Sirah Nabawiyah menjelaskan, perdagangan merupakan sarana yang paling dominan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jalur-jalur perdagangan tidak bisa dikuasai begitu saja kecuali jika sanggup memegang kendali keamanan dan perdamaian. Sementara itu kondisi yang aman seperti itu tidak terwujud di Jazirah Arab kecuali pada bulan-bulan suci. Pada saat itulah dibuka pasar-pasar Arab yang sangat terkenal seperti Ukazh, Dzil Majaz, Majinnah, dan lain-lainnya. Adapun mengenai perindustrian atau kerajinan, mereka adalah bangsa yang paling mengenalnya.

Mayoritas hasil kerajinan yang ada di Arab seperti jahit-menjahit, menyamak kulit, dan sebagainya, berasal dari rakyat Yaman, Hirah, dan pinggiran Syam. Sekalipun begitu di tengah Jazirah Arab terdapat pertanian dan penggembalaan hewan ternah. Sedangkan wanita-wanita cukup menangani pemintalan. Artinya, perekonomian di Jazirah Arab berjalan dengan baik meski ketimpangan menyertai di dalamnya. Dijelaskan bahwa kekayaan-kekayaan yang dimiliki bangsa Arab saat itu bahkan bisa mengundang pecahnya peperangan. Kemiskinan, kelaparan, dan orang-orang yang telanjang merupakan pemandangan yang biasa di tengah masyarakat Arab. Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan masyarakat Arab Jahiliyah penuh dengan masalah dan sulit diterima akal sehat.

Sehingga dapat disimpulkan kehidupan perekonomia mereka dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Peternakan, biasanya dilakukan oleh suku Arab pedalaman yan disebut suku Badui. Mereka berpindah-pindah dari satu lembah ke lembah yang lain,untuk mencari rumput atau makan hewan ternaknya. Mereka berternak unta dan biri-biri untuk diambil dagin dan kulitnya.
2. Perdagangan, dikerjakan oleh suku Arab yang tinggal di kota-kot besar. Mereka disebut Ahlul Hadhar. Jalur perdagangan merek antara lain kenegeri Syam, Yaman dan negeri Mesir. Nabi Muhammad pun pernah berdagang ke negeri Syam membawa dagangan Siti Khadijah. Pusat perdagangan di tanah Arab terleta di kota Makkah.
3. Pertanian, dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal daerah-daerah yang subur, seperti Thaif. Mereka menanam buah buahan dan sayur mayur.

 

 

 

Komentar